Follow Us @soratemplates

Kamis, 20 Februari 2020

A SKETCH OF PEN : MERANTAU





Well, long time for me not continuing write a story here. I dunno is there anyone who’s keep waiting for my updating story? Lol! Straight to the point, kali ini aku cuma mau cerita dikit tentang kehidupan merantau.

Mungkin bagi sebagian orang banyak yang berpikir kalau merantau itu “menyenangkan”. Of course karena aku juga mengalami hal yang sama di fase-fase awal menginjakkan kaki di pulau orang.  Ada suatu kebanggaan dalam diri yang dirasakan saat orang tua menyetujui untuk melepas anaknya mencari ilmu dan rejeki di tanah seberang. Besides, we can decide everything by ownself. Kebayangkan kalau semisal dulu pas dirumah mungkin sebagian hal-hal kecil masih diatur sama orang tua, terus pas udah merantau apapun dikerjakan sendiri.

Homesick? Tentu pernah dan agak sering sepertinya. Tapi itu terjadi di fase awal aja. Mungkin baru proses penyesuaian. Sometimes, kalau pikiran lagi kalut suka menahan diri buat menceritakan keluh kesah ke orang tua. Ya balik lagi, you have to survive by yourself even mau tidak mau harus mau untuk meminta bantuan teman saat keadaan memang lagi urgent. Apalagi, mindset anak daerah seperti aku itu masih tertanam pikiran “jangan terlalu percaya sama orang yang baru dikenal”. That’s not wrong, indeed.

Last but not least, di daerah orang juga harus pinter bersosialiasi, pinter membawa diri, that’s the main point. Selama beberapa bulan merantau, jadi makin terasa kalau yang bisa menjaga diri sendiri itu ya cuma kita sendiri. Merantau juga secara tidak langsung bisa melatih mental menjadi lebih kuat, menjadi lebih bersyukur setiap hari dan pastinya mendewasakan diri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar